Poros Penyangga :
Elemen konstruksi yang berfungsi menyangga
elemen konstruksi lain yang berputar
Contoh :
· Puli
kabel / tali pada keran angkat
· Puli
penegang sabuk atau rantai
· Roda
gigi antara
· Tuas
pengungkit
· Tuas
pengunci
Poros Penyangga Pembebanan bengkok / tekuk
sangat dominan. (Pembebanan tarik atau tekan sangat jarang) Tidak meneruskan /
mentransmisikan momen puntir. Dapat berupa poros diam, maupun poros ikut
berputar. Pada poros ikut berputar, pembebanan tekuk adalah pembebanan tekuk
ganti (reverse bending load ).
Poros Transmisi :
Elemen konstruksi yang berfungsi menerima,
kemudian meneruskan momen puntir ( Mt ) dari elemen transmisi yang satu ke
elemen transmisi yang lain.
Contoh :
· Roda
gigi
· Puli
sabuk
Pembebanan
terutama adalah puntir ( tt ) akibat momen puntir ( Mt ). Masih
menerima pembebanan bengkok ( sb ) akibat berat elemen mesin yang harus
disangga. Jika elemen yang disangga adalah roda gigi miring, poros juga harus
menerima pembebanan tekan ( sd ) dan pembebanan tarik ( sz ) akibat
gaya aksial ( Fa ).
Material Poros:
Penyangga dan transmisi beban normal :
biasanya St. 37 – St. 70
Transmisi untuk beban berat : baja
perlakuan panas, Baja keras,Baja otomatik, Baja kerja dingin.
Menghitung poros :
Menghitung poros bisa berdasarkan
keseluruhan konsep konstruksi: Hubungan jarak antara kontruksi lain dangan
poros.
Rumus poros penyangga :
Syarat : diketahui jenis material dan
kekasaranya, besarnya beban, jarak antara bantalan/penompang,
angka keamanan.
1. Hitung tengangan sementara
2. Hitung dk sementara dari tegangan
sementara
Besarnya Mb hitung dengan cara uraian gaya,
cari Mb yang paling maksimal.
3.Menghitung tegangan sebenarnya dari dk
sementara
Dk sementara berfungsi untuk mencari
besanya b1 dan b2
4.menghitung dk sebenarnya
5.Hitung diameter sebenarnya dengan
ditambahi tebal pasak
Poros penyangga diam dan poros penyangga
ikut berputar biasanya beban bengkok ganti.
Rumus Poros transmisi :
1. Hitung tengangan sementara/ tegangan
sudah ketahui
2. Hitung dk sementara dari tegangan
sementara/tegangan yang sudah diketahui
Besarnya Mv: gabungan
dari Mt (tegangan puntir) Mb hitung dengan cara uraian gaya,
cari yang paling maksimal.
menghitung momen puntir
atau momen bengkok.
Momen puntir rumus terlampir.
(Mt = 9550 P/n)
Momen bengkok cari
momen bengkok maximal. Untuk uraian gaya biasanya dipengaruhi
oleh gaya aksial (Fa)
gaya radial (Fr) dan (Fu)
3. Menghitung tegangan sebenarnya dari dk
sementara
Dk sementara
berfungsi untuk mencari besanya b1 dan b2
4. Menghitung dk sebenarnya
5. Hitung diameter sebenarnya dengan
ditambahi tebal pasak
Perhitungan lain biasanya tentang toleransi
poros dan besarnya ukuran pasak.( Lihat tabel elemen mesin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar